“Bersemangatlah dalam menggapai apa-apa yang bermanfaat bagimu.” (HR. Muslim). Dan ingatlah, sebaik-baiknya manusia adalah dia yang banyak bermanfaat bagi orang lain (HR. Bukhari). Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya dirimu. Jadilah saja dirimu, sebaik-baiknya dirimu sendiri.

Saudaraku, awali hidup di pagi hari dengan doa penuh syukur,bekerjalah siang hari dengan syar’i,dhuhur sejenak sholat-dzikir-rehat, ashar istiqomah dengan hasil kerja,tawakal. Ambil hikmah saat sore jelang malam hari. Muhasabah ketika merebahkan tubuh akan tidur, salah dan dosa apakah yang telah kita perbuat hari ini? Astaghfirullahahaladzim..70x. Allah Swt Maha Tahu betapa penat, lelah, berat bebanmu, namun senyum ikhlasmu sebagai jihadmu, yang akan dibalas-Nya dengan ridha dan syurga-Nya.

Kesedihan tidak pernah mengembalikan yang telah hilang. Kekhawatiran tidak akan membuat masa depan menjadi lebih baik dan keputusasaan tidak akan pernah melahirkan keberhasilan jiwa yang lurus dan hati yang ridho yang akan menjadi dua sayap kebahagiaan.

Allah berfirman:

“Dan karena Rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagiaan dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (Qashash 28:73)

            Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah ada 2 kaidah besar tidur:

1.    Mengistirahatkan seluruh anggota tubuh sehingga terbebas dari rasa lelah, panca indera juga merasa nyaman.

2.    Sempurnanya metabolisme makanan dan proses pembakaran

Metode tidur Rasulullah merupaan metode yang sangat sempurna.

Etika tidur Rasulullah:

1.    Berwudhu terlebih dahulu.

Rasulullah bersabda:

“Jika engkau akan pergi ke tempat tidurmu, hendaklah engkau berwudhu seperti wudhu untuk shalat.”

2.    Memulai tidur dengan posisi badan miring ke kanan, dan tidak apa-apa sesekali berubah posisi dengan tidur dia atas lambung kirinya, lalu kembali ke posisi semula miring ke kanan.

3.    Mengucapkan dzikir dan doa sebelum tidur.

4.    Ketika bangun tidur, sebelum berdiri, mengucapkan doa bangun tidur.

Waktu tidur Rasulullah

1.    Awal malam (setelah shalat isya) dan bangun pada awal dari sepertiga akhir malam.

2.    Setelah melaksanakan qiyamul lail, tidur sejenak sebelum subuh.

3.    Setelah waktu Dhuha berakhir sebelum mamasuki waktu Zhuhur.

Pernahkah terlintas dalam benakmu bahwa sesungguhnya kau diciptakan dengan fitrah yang sangat mempesona? Pernahkah kau sadari betapa keberadaanmu di muka bumi ini adalah juga sebagai fitnah bagi kehidupan dan orang-orang yang tak mengerti?

Rasulullah bersabda:

“Setelah meninggal dunia aku tidak meninggalkan fitnah atau ujian yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki daripada masalah wanita.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Lihatlah...! Betapa ternyata para wanita adalah sebuah permasalahan yang harus disikapi secara sangat hati-hati oleh kaum pria. Kondisi inipun menuntut konsistensi sikapmu agar benar-benar mampu menempatkan diri pada posisi yang semestinya.

Dengan penampilan pesona performa fisikmu, serta kecenderungan untuk selalu memperlihatkan kecantikan pada orang lain, maka sudah selayaknya kaum seperti kita memiliki jalan keluar yang aman, sehingga dapat terhindar dari fitnah yang telah diperingatkan itu. Jangan pernah sekali-kali kita terperosok pada jalan yang hanya mengeksploitasi pesona dan kecantikan sebagai sarana setan untuk menjerumuskan dirimu sendiri atau bahkan orang lain ke dalam neraka jahanam.

Allah berfirman:

“Allah tidak membebankan seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Al-Baqarah: 286)

            Maka karena kasih sayang-Nya pula, Dia mewajibkan pada kaummu untuk mengenakan busana kehormatan atau jilbab yang akan dapat menutupi aurat serta melindungi dirimu dari pandangan orang-orang yang tidak berhak.

            Allah berfirman:

“Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab: 59)

Dzikir merupakan salah satu wasilah (media) untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Dzikir dalam pengertian umum adalah ingat kepada atau mengingat Allah swt. Dengan demikian, seseorang yang sedang melaksanakan shalat atau melaksanakan perintah Allah lainnya –berdasarkan pengertian di atas bisa dikatakan sedang berdzikir. Sebab perintah Allah tidak mungkin dilaksanakan oleh orang yang sedang lupa kepada Allah swt.

Allah swt berfirman:

“Ingatlah kamu sekalian kepada-Ku, niscaya Aku akan mengingatmu.” (Al-Baqarah 152)

Firman-Nya pula:

“Wahai orang-orang yang beriman berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang banyak, dan bertasbihllah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab 41-42)

Dalam ayat lain Allah memuji orang-orang banyak yang berdzikir:

“Para laki-laki dan para wanita yang banyak berdzikir kepada Allah, sediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Ahzab 35)